Oleh Darul Hamim
“Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Republik Indonesia” (www.tempo.co)
Kalimat di atas merupakan judul berita yang pernah dimuat di situs berita besar yang ada di Indonesia. Masih tentang kebudayaan lokal yang diklaim negara tetangga. Hal yang luar biasa, apalagi mengaitkannya dengan realita yang ada. Di suatu negara kaya akan budaya, yang bernama Indonesia. Melihat bagaimana kenyataannya, solusi seperti apakah yang harus tercipta? Ataukah nantinya kita hanya akan merelakan begitu saja tanpa adanya suatu tindakan nyata?
Kebudayaan
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia yang menyatakan bahwa jumlah suku di Indonesia yang berhasil terdata yakni sebanyak 1128 suku bangsa dengan komposisi 1072 etnik dan sub-etnik di Indonesia, dan tiap-tiap etnik maupun sub-etnik mempunyai kebudayan masing-masing. Sehingga, Indonesia dikenal sebagai surga kebudayaan.
Data di atas sangatlah luar biasa fantastis secara kuantitas. Namun, kuantitas tanpa diiringi dengan kualitas sebagai bentuk optimalisasi tentu tidak akan mendatangkan apa- apa. Terkait hal ini, idealnya dengan angka-angka di atas bisa mendorong warga Indonesia untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada. Akan tetapi, fakta yang terjadi saat ini malah sebaliknya. Menurut Adi (2013), seiring dengan bertumbuh kembangnya gaya hidup dan teknologi, kebudayaan asli Indonesia terlihat sangat ketinggalan zaman. Hal tersebut menyebabkan banyak dari warga Indonesia kurang peduli dengan kebudayaannya yang dimilikinya.
Keadaan ini menyebabkan beberapa kebudayaan Indonesia akhirnya diklaim oleh negara tetangga. Sekaligus menyiratkan bahwa warga negara sekarang mulai enggan untuk mengenal dan melestarikan kebudayan-kebudayaan yang ada. Padahal, dengan mengenal kebudayaan maka akan timbul rasa nasionalisme pada tiap-tiap jiwa warga Negara Indonesia, terlebih pada usia anak-anak. Sependapat dengan hal tersebut, Seto Mulyadi yang seorang psikolog anak mengatakan bahwa poin penting di sini adalah rasa nasionalisme yang merupakan salah satu inti dari pendidikan. Selain itu, setelah mengenal budaya, mereka juga diharapkan bisa mencintai budaya Indonesia, serta menghargai sejarah masa lalu. Salah satu hal yang bisa digunakan dalam mengenalkan kebudayaan pada anak-anak adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan perantara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, hal ini dikarenakan media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Menurut pendapat Azhar Arsyad (2009:16) media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan, serta dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa. Oleh karena itu, media pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan media sebuah hal yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia bagi siswa sekolah dasar.
Deskripsi dan Cara Penggunaan
Si-Kbayan merupakan sebuah pengembangan media pembelajaran berbentuk komik visual dengan kombinasi teknologi Augmented Reality (AR) sebagai pengenalan kebudayaan Indonesia. Sasaran dari media ini adalah siswa sekolah dasar kelas IV di Indonesia. Adapun tujuan dari media ini adalah untuk mengenalkan kebudayaan yang terdapat di Indonesia kepada siswa sekolah dasar kelas IV. Pada dasarnya kemajuan teknologi memang terus berkembang secara pesat. Perkembangan teknologi yang mampu membuat masyarakat lupa akan kebudayaan Indonesia, sudah semestinya dapat juga dimanfaatkan untuk mengenalkan kebudayaan kepada masyarakat. Salah satu pemanfaatan teknologi tersebut adalah dengan mengkombinasikan media pembelajaran berupa ensiklopedia interaktif dengan teknologi Augmented Reality (AR). Ensiklopedia dengan berbasis Augmented Reality akan menampilkan gambar-gambar kebudayaan yang ada di dalam ensiklopedia menjadi seperti nyata dengan bantuan alat berupa android. Tampilan-tampilan kebudayaan yang seakan nyata tersebut diharapkan mampu lebih mudah untuk dikenal dan diingat oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Upaya pengenalan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli dan memiliki siswa SD sehingga nantinya dapat turut melestarikan kebudayaan Indonesia.
Untuk penggunaan media ini, pada umumnya adalah sama dengan ensiklopedia biasanya. Si-Kbayan dibaca dan diamati gambarnya oleh anak. Si-Kbayan akan menjelaskan mengenai bentuk, ciri khas, dan makna yang terkandung dalam senjata tradisional, alat musik, makanan, tarian dan kebudayaan lainnya yang ada di berbagai provinsi di Indonesia. Komik ini diklasifikasikan berdasarkan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Adapun serial ensiklopedia yang dikembangkan dalam Ensiklopedia Kebudayaan Nusantara adalah sebagai berikut : Seri Pulau Sumatera, Seri Pulau Jawa, Seri Pulau Kalimantan, Seri Pulau Sulawesi, Seri Pulau Papua, Seri Pulau Maluku, Seri Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
Gambar 1. Aplikasi Augmented Reality
Gambar 2. Ensiklopedia Interaktif
Perbedaan dari Si-Kbayan dan ensiklopedia pada umumnya adalah pada proses scanning marker. Hal ini dilakukan dengan menggunakan android untuk melakukan scanning marker gambar kebudayaan Indonesia yang ada di dalam ensiklopedia. Scanning marker bertujuan untuk memunculkan gambar kebudayaan Indonesia tersebut menjadi nyata melalui android.
Obyek gambar pada ensiklopedia yang awalnya hanya 2 dimensi akan tampak menjadi obyek nyata 3 dimensi di layar android, selain itu juga obyek tersebut akan disertai dengan keterangannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengenal dan memahami kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya pada siswa sekolah dasar.
Gambar 3. Scan Marker
Gambar 4. Perbandingan gambar biasa dan Augmented Reality
Si-Kbayan (Ensiklopedia Kebudayaan Nusantara)
Pelestarian kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia bahkan tidak dikenal oleh anak usia Sekolah Dasar. Dengan adanya inovasi media maka hal-hal yang abstrak mengenai kebudayaan akan menjadi lebih nyata dan dapat menambah pengalaman belajar siswa. Media Ensiklopedia Kebudayaan Nusantara dengan bentuk ensiklopedia berbasis augmented reality akan lebih menarik bagi siswa SD baik di daerah perkotaan maupun pedesaan yang ada di Indonesia.
Dengan membaca isi ensiklopedia tersebut dapat memberi pengaruh siswa dalam berperilaku hidup, terutama dalam pelestarian kebudayaan. Media ini berbentuk ensiklopedia serial yang terdiri dari seri Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Papua, dan Pulau Maluku, dan Bali serta Nusa Tenggara. Media ini mudah didistribusikan dan digunakan oleh masyarakat di semua sekolah. Adapun dengan penerapan media tersebut akan berimbas pada penanaman nilai kebudayaan pada diri masing-masing siswa.
Ensiklopedia Kebudayaan Nusantara memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Beberapa kekuatan tersebut antara lain media ini menarik, karena ensiklopedia ini dikombinasikan dengan teknologi AR yang dapat menampilkan gambar 3 dimensi yang seakan-akan nyata. Adapun kelemahan dari media ini yakni akan mudah rusak apabila siswa terlalu penasaran sehingga membuka ensiklopedia dengan terlalu semangat. Prediksi hasil penerapan Si-Kbayan sebagai media pengenalan kebudayaan Indonesia bagi siswa SD adalah memberikan berbagai manfaat dalam proses pembelajaran. Si-Kbayan juga memberikan manfaat kepada siswa secara pribadi yang meliputi aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Penerapan Si-Kbayan diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan memiliki sehingga nantinya siswa akan menjadi penerus bangsa yang melestarikan budaya.
Daftar Pustaka
Azhar Arsyad.2009. Media Pembelajaran. Jakarta.PT Grafindo Persada
https://nasional.tempo.co/read/411954/malaysia-sudah-tujuh-kali-mengklaim-budaya-ri diakses pada tanggal 24/08/2018
https://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 24/08/2018
https://www.dakwatuna.com/2014/03/31/48644/urgensi-perlindungan-budaya-demi-lestarinya-pemersatu-bangsa/#axzz5Pb39MiVT diakses pada tanggal 24/08/2018
Leave a Reply