By Muhammad Faruq Al Hadid, S.M.*
Hal yang selalu diinginkan oleh setiap orang dimanapun adalah sejahtera, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Namun tidak sedikit yang menyadari bahwa untuk mewujudkan itu perlu perencanaan yang matang. Rencana yang sangat diperhatikan setiap detailnya, hingga tercapainya kehidupan yang sejahtera. Umumnya orang sangat abai dengan rencana dan hanya menginginkan hasil yang instan.
Perencanaan keuangan ini diperlukan karena kehidupan yang saat ini semakin kompleks, dan itu diiringi dengan munculnya resiko-resiko kehidupan. Resiko-resiko yang terjadi dapat berupa ketidakstabilan perekonomian, wabah penyakit dan bencana alam, beberapa negara yang terlibat konflik, konfrontasi konstelasi politik, pengangguran, pajak yang semakin meningkat, harga barang yang semakin naik, dan faktor-faktor lainnya. Lantas, apa hubungannya itu semua dengan perencanaan keuangan?
Sebelum merencanakan keuangan, tentu kita terlebih dahulu menetapkan tujuan dari sebuah rencana. Misalnya seperti asuransi kesehatan, rencana tempat tinggal, pendidikan untuk anak, naik haji, mempersiapkan uang darurat, bahkan rencana hari tua nantinya. Apabila kita sudah menetapkan tujuan, maka akan mudah bagi kita untuk menarik mundur langkah-langkah apa saja untuk mencapai tujuan tersebut. Bisa dibuat dalam jangka panjang dengan hitungan tahunan, jangka menengah dengan jangka bulanan, atau bahkan jangka pendek dengan hitungan mingguan.
Untuk memudahkan dalam menetapkan tujuan, kita perlu mengenal istilah SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic/Relevant, Timely). Detailnya sebagai berikut:
- Specific berarti bahwa sebuah tujuan haruslah terdefenisikan dengan jelas dan tidak ambigu. Agar lebih spesifik, kita bisa menggunakan “W questions (Who, What, Where, When, Which, Why”. Misalnya ketika kita ingin naik haji, kita harus tahu siapa saja yang terlibat, apa itu haji dan yang dibutuhkan, kapan kita akan berangkat, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya
- Measurable berarti bahwa kriteria-kriteria yang dapat mewujudkan tujuan. Ketika kita ingin naik haji, maka kriteria yang dibutuhkan adalah membuat paspor dan administrasi lainnya. Proses inilah yang membuat kita tahu apakah kita sudah memenuhi syarat untuk mewujudkan tujuan diawal (naik haji). Dengan beberapa tolak ukur, kita akan tahu apakah kita sudah sesuai alur untuk mencapai tujuan atau tidak
- Attainable berarti bahwa tujuan dapat dicapai, tidak hanya berupa tantangan yang sulit atau bahkan tidak dilaksanakan. Dalam hal ini juga harus memperhatikan kemampuan dan peluang yang ada untuk mencapai sebuah tujuan
- Realistic berarti bahwa tujuan merupakan hal yang real atau tidak khayalan, bahkan jangan sampai bertentangan dengan tujuan-tujuan yang lain. Disisi lain, tujuan yang tinggi umumnya akan tercapai, karena ketika sebuah tujuan hanya biasa-biasa saja, maka motivasi untuk melakukannya akan lebih rendah
- Timely berarti bahwa sebuah tujuan harus memiliki waktu realisasi dan waktu mulai. Jika kita tidak memiliki batas waktu, maka kita tahu bahwa tujuan tersebut tidaklah penting untuk dimulai saat itu juga
Memang untuk yang baru menerapkan akan terlihat membingungkan dan mungkin terlalu struktural, tapi ketika kita sudah terbiasa maka nilai-nilai tersebut akan menjadi pedoman dengan sendirinya ketika membuat sebuah tujuan dari perencanaan keuangan. Dengan membuat identifikasi yang jelas seperti hal diatas, kita yakin bahwa tujuan yang kita harapkan benar-benar sesuatu yang kita inginkan, tidak hanya sesuatu yang terdengar bagus. Sesuatu yang kita inginkan, baiknya juga sesuai dengan kehidupan kita. Seperti karir, sekolah, keuangan, sosial masyarakat, dan lain-lain.
*Master of Science in Management, SBM ITB
Leave a Reply