Membangun Bangsa Melalui Pendidikan Karakter

Oleh Linda Puspita Sari Heri Mulyani (FIP/ UNY)

Pendidikan merupakan soko guru membangun peradaban suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan menentukan kemajuan suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan banyak aspek yang dipelajari daiantaranya adalah pendidikan karakter, pendidikan aspektif maupun pendidikan kognitif. Pendidikan karakter sangat digadang-gadang untuk bisa membangun karakter bangsa ini. Mendidik orang menjadi pandai lebih mudah daripada mendidik orang menjadi berkarakter, karena orang pandai tidak selalu mempunyai karakter yang baik.

Bangsa ini sedang mencari keseimbangan. Ditengah maraknya fenomena perilaku amoral yang melibatkan peserta didik sebagai pelakunya, seperti seks pra-nikah, video porno, penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras, tawuran, penghinaan guru, penganiayaan dari murid kepada gurunya hingga menyebabkan nyawa guru melayang dan masih banyak lagi kasus-kasus yang tidak sepantas yaitu dilakukan oleh seorang murid. Hal ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan yang idealnya melahirkan generasi-generasi terdidik dan beretika sekaligus menjadi musuh utama fenomena-fenomena perilaku amoral tersebut.

Pendidikan karakter untuk membentuk moral yang berbudiluhur ditentukan oleh banyak aspek diantaranya lingkungan keluarga yang membawa pengaruh cukup penting bagi pembentukan moral anak. Kelekatan hubungan antara orangtua dan anak merupakan aspek yang sangat penting bagi awal perkembangan moral anak. Untuk selanjutnya, pengasuhan orangtua secara menyeluruh, meliputi relasi antara orangtua dan anak yang hangat dan responsif disertai penerimaan, dukungan, serta pemahaman akan membawa dampak terhadap karakter anak. Di samping itu, pola disiplin yang diterapkan orangtua juga merupakan hal yang penting. Dalam hal ini, disiplin akan mengontrol perilaku anak dan biasanya dikaitkan dengan konsekuensi negatif terhadap perilaku pelanggaran. Aspek yang paling penting dari penegakkan disiplin tersebut adalah konsekuensi yang logis terkait dengan pelanggaran yang dilakukan, jadi ketika anak menerima konsekuensi atas pelanggaran yang tekah dia lakukan maka akan menekankan pada aspek penalaran dan logika yang akan mempercepat terjadinya internalisasi nilai-nilai pada anak.

Kedua yaitu Sekolah, turut mempengaruhi konsep diri, keterampilan sosial, nilai, kematangan penalaran moral, perilaku prososial, pengetahuan tentang moralitas, dan sebagainya (Berkowitz, 2002). Adanya ikatan yang kuat dengan sekolah dan komunitasnya, termasuk juga kelekatan antara guru dengan siswa, merupakan dasar bagi perkembangan prososial dan moral siswa. Siswa akan menerapkan norma bila standar tersebut disertai dengan adanya ikatan emosi, komitmen, dan kelekatan dengan sekolah. Dalam hal ini, sekolah perlu memiliki atmosfir moral dalam rangka meningkatkan tanggung jawab dan mengurangi pelanggaran di sekolah. Relasi dengan teman sebaya pun akan membawa dampak terhadap pembentukan karakter anak. Hubungan emosi yang kuat dan aktivitas bermain merupakan mediator bagi anak untuk mengembangkan karakter mereka. Sekarang mulai banyak sekolah – sekolah di Indonesia yang mengajarkan pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut. Mereka diajarkan bagaimana cara bersifat terhadap orang tua, guru –guru ataupun lingkungan tempat hidup. Mudah – mudahan dengan diterapkannnya pendidikan karakter di sekolah semua potensi kecerdasan siswa akan dilandisi oleh karakter – karakter yang dapat membawa mereka menjadi orang – orang yang diharapkan sebagai penerus bangsa. Bebas dari korupsi, ketidakadilan dan lainnya. Dan makin menjadi bangsa yang berpegang teguh kepada karakter yang kuat dan beradab. Walaupun mendidik karakter tidak semudah membalikan telapak tangan, oleh karena itu ajarkanlah kepada anak tentang kejujuran sejak sedini mungkin dan dimulai dari hal kecil dalam aktifitas yang mereka lakukan.

Banyak pilarkarakter yang harus kita tanamkan kepada anak – anak penerus bangsa, diantaranya adalah kejujuran, karena kejujuran adalah hal yang paling pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak – anak penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian juga ada pilarkarakter tentang keadilan, karena seperti yang dapat kita lihat banyak sekali ketidakadilan khususnya di Negara ini. Selain itu harus ditanamkan juga pilarkarakter seperti rasa hormat. Hormat kepada siapapun itu, contohnya adik kelas mempunyai rasa hormat kepada kakak kelasnya, dan kakak kelasnya pun menyayangi adik – adik kelasnya, begitu juga dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada dalam diri setiap murid – murid agar terciptanya dunia pendidikan yang tidak ramai akan tawuran

Ketiga yaitu pengaruh komunitas lingkungan bermain terhadap karakter anak-anak dan remaja. Dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sosial mempunyai andil dalam pembentukan moral dan karakter anak dan remaja. Pembentukan karakter moral seseorang akan dipengaruhi oleh interaksi antara bawaan yang bersifat herediter dengan faktor-faktor yang ada di lingkungan.

Untuk menciptakan peradaban bangsa yang dicita-citakan tersebut, maka diperlukan pengoptimalan pendidikan karakter. Dengan cara mengoptimalkan penanaman nilai-nilai luhur di dalam dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Menjadikan nilai-nilai luhur tersebut menjadi suatu kebiasaan dan juga dibutuhkan  pengoptimalan dukungan dari pemerintah berupa kebijakan, sarana prasarana, komitmen pemangku kepentingan, lingkungan, pedoman, dll. Dan kesemua cara pengoptimalan tersebut akan dapat sempurna apabila seluruh bangsa ini melandasinya dengan jiwa perjuangan dan pengabdian ( patriotisme dan nasionalisme) terhadap tanah air kita Indonesia

Sumber :

https://www.kompasiana.com/umam9/pendidikan-karakter-untuk-membangun-peradaban-bangsa_5925315e8623bd82792bd760 di akses pada Jumat, 16 Maret 2018 pukul 20.33

http://arycivic.blog.uns.ac.id/2015/01/06/artikel-mengoptimalkan-pendidikan-karakter-untuk-membangun-peradaban-bangsa-yang-unggul/ di akses pada Jumat, 16 Maret 2018 pukul 20.33

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *